Hasil Piala AFF U-19: Indonesia Lolos Semifinal Usai Hajar Timor Leste

Jakarta, CNN Indonesia — Timnas Indonesia U-19 bantai Timor Leste 6-2 pada laga terakhir Grup A Piala AFF U-19 2024 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (23/7) malam. Kemenangan ini membuat Indonesia lolos semifinal Piala AFF U-19 2024 sebagai juara Grup A.
Di menit ke-19 Timnas Indonesia U-19 berhasil unggul 1-0 lewat sontekan Jens Raven usai meneruskan umpan sepak pojok Muhammad Kafiatur.

Kemudian pada menit ke-22 Timor Leste mendapatkan penalti usai Alexandro Felix Kamuru melanggar penyerang Timor Leste Alexandro Bahkito di kotak penalti. Ricardo Rorinho yang menjadi eksekutor penalti sukses menjalankan tugasnya dengan baik untuk membawa Timor Leste menyamakan skor 1-1.
Pada menit ke-27 Indonesia berhasil kembali unggul 2-1 lewat gol Raven usai meneruskan umpan silang Kafiatur.

Di menit ke-45+1, Indonesia berhasil menambah keunggulan menjadi 3-1 atas Timor Leste lewat gol indah Figo Dennis dari luar kotak penalti yang membentur mistar lalu mengenai kiper lawan dan masuk ke gawang Timor Leste.

Hingga pertandingan babak pertama berakhir tak ada gol tambahan yang tercipta. Indonesia unggul 3-1 atas Timor Leste di babak pertama.

Pada awal babak kedua atau di menit ke-50 Indonesia berhasil mencetak gol keempat untuk mengubah skor menjadi 4-1 lewat gol Kadek Arel usai meneruskan umpan sepak pojok Kafiatur.

Pada menit ke-53 Timnas Indonesia U-19 sukses menambah skor menjadi 5-1 lewat gol Arkhan Kaka usai meneruskan umpan Jens Raven.

Kemudian pada menit ke-57 Indonesia menambah keunggulan menjadi 6-1 lewat gol indah Kafiatur dari luar kotak penalti.

Di menit ke-86 Timor Leste mampu memperkecil ketertinggalan lewat gol Alexandro Bahkito Lemos setelah tembakannya mengenai kaki Kadek Arel sehingga membelokkan bola dan masuk ke gawang Indonesia.

Hingga pertandingan berakhir tak ada gol tambahan yang tercipta. Indonesia menang 6-2 atas Timor Leste.

Kemenangan ini membuat Indonesia finis sebagai pemuncak klasemen akhir Grup A dengan poin sempurna, sembilan angka usai menyapu bersih tiga laga dengan kemenangan. Kemenangan ini membuat Indonesia lolos ke semifinal Piala AFF U-19 2024.

Susunan Pemain Timnas Indonesia U-19 vs Timor Leste di Piala AFF U-19:
Timnas Indonesia U-19 XI: Ikram Algiffari; Kadek Arel Priyatna, Muhammad Iqbal Gwijangge, Sulthan Zaky, Alexandro Felix Kamuru Rizdjar Nurviat; Welber Jardim, Figo Dennis, Muhammad Kafiatur; Jens Raven, Muhammad Ragil.

Timor Leste U-19 XI : Alexandre Oscar; Rui Juman, Carol Waitilia, Aureo Viera, Ricardo Rorinho; Palomito Antonio, Leonio Quilton, Marques de Carvalho; Alexandro Bahkito, Vabio Canavaro, Ario Melio

https://hnsetters.com/cgi/
https://lagunalargalosazufres.com/cgi/
https://doctorsarag.com/cgi/
https://gebiamed.com/cgi/
https://www.pirataradiofm.com/css88/
https://www.volantefm.com/cgi/
https://verityrock.com/cgi/
https://lola-gonzalez.com/
https://lola-gonzalez.com/~/cgi/
https://slotwlatogel.com/
https://dishub.sitarokab.go.id/cgi/~/sslot777/
https://dishub.sitarokab.go.id/cgi/~/sdemo/
https://dishub.sitarokab.go.id/css/cgi/
https://myboxfactory.net/cgi/
https://snditech.com/cgi/
https://ccisadssu.com/cgi/
https://dinagatislandtour.com/cgi/
https://acgparafusos.com.br/cgi/
https://agenciapantheon.com/cgi/
https://campinaverde.com.br/cgi/
https://energypromax.com/cgi/
https://xyncinc.com/cgi/
https://103.183.75.176
https://103.186.1.138/
https://103.52.115.60/
https://210.79.191.41/

5 Tempat Makan Ini Punya Harga Terlalu Mahal, Sempat Viral di Medsos

Jakarta – Setiap tempat makan dan restoran sejatinya punya patokan harganya masing-masing. Kawasan tempat wisata saat momen liburan, rest area, hingga banda biasanya yang mematok harga yang cenderung mahal.
Namun, ada beberapa tempat yang menawarkan makanan dengan harga yang sangat tinggi. Sebagian orang yang mengeluh tempat tersebut punya harga makanan yang terlalu manal, yang bisa menguras kantong lho.

Saking mahalnya tak jarang orang ada yang protes dan membagikannya ke sosial media. Tak heran, beberapa tempat makan sempat viral karena masalah harga.

Lokasi yang Makanannya Punya Harga Terlalu Mahal
Dari catatan detikFood, berikut adalah tempat yang disebut punya harga makanan yang terlalu mahal:

1. Makan di Kawasan Wisata
Seorang pria menceritakan pengalamannya makan di sebuah restoran di kawasan wisata Situ Cileunca, Pangalengan, Jawa Barat.

Melalui video di YouTube, pria bernama Rudiman dan kawannya memesan 11 porsi ayam bakar dan goreng. Ketika ditotal, dirinya mendapatkan tagihan Rp 440.000.

Mereka juga memesan menu lain, seperti karedok, jengkol, ikan asin lengkap dengan minuman. Menu-menu sederhana tersebut totalnya mencapai Rp 915.000. Melihat totalan tersebut, dirinya pun merasa restoran tersebut menggetok harga.

Momen tersebut juga dibagikan channel YouTube Mang Dragon TV pada (09/01/2021). Videonya viral dan ramai ditanggapi netizen, setelah dibagikan ulang oleh akun Instagram @wisatapangalengan (10/01/2021).

Klasifikasi Pihak Restoran
Pemilik restoran juga telah memberikan klasifikasinya, melalui unggahan di Facebook Abahnazeni yang dibagikan di Grup Pangalengan Lembur Kuring.

Menurut pihak restoran, kemungkinan Rudiman memesannya lewat jasa calo dan tidak langsung ke restoran sehingga harganya mahal.

“Kang Arip ini beli dari penjual jasa/calo. Kita buka ya hara standar jajanan warung nasi yang ada di Situ Cileunca. Untuk harga makanan Rp 25.000 per porsi,” katanya.

Pemilik restoran tersebut juga mengatakan, pihaknya telah menghubungi wisatawan untuk memberi klarifikasi secara langsung.

“Dari pihak pembeli makanan yang bernama Arif gak mau datang ke sini, dan kita mau datangi pun dia gak mau kasih alamat,” ungkapnya ketika Dihubungi detikcom (11/01/21) lalu.

Karena kasus ini, Abahnazeni memutuskan mengambil jalur hukum untuk menyelesaikan masalah ini. Menurutnya, masalah ini bukan salah dari warung makan, melainkan si wisatawan yang memesan makanan lewat calo.

“Saya sudah ngadain pengacara, untuk kesalah pahaman ini dan dari pihak wisata mau bawa ini ke jalur hukum,” tutup Abahnazeni.

2. Makan di Rest Area
Seorang wanita bernama Nila Latarissa membagikan pengalamannya di akun TikTok. Dalam video, ia membagikan sebuah foto struk makanan dari salah satu restoran di rest area pada 05/07/2022.

Dalam video, ia membagikan sebuah foto struk makanan dari salah satu restoran di rest area. Kala itu, Nila dan lima orang lainnya makan di rest area Tol Jagorawi Km 10 yang ada di daerah Cipayung, Jakarta Timur.

Mereka memesan beberapa porsi makanan, seperti nasi gulai kikil, ayam goreng, soto daging,nasi ikan kembung, dan soto Kudus.

Harga makanan yang dipesannya dibanderol mulai dari Rp 10.000 – Rp 45.000 per porsinya. Jika, ditotal makan di restoran rest area itu Nilai perlu membayar Rp 495.000.

Menurutnya restoran tersebut melakukan getok harga, karena harga tersebut dianggapnya terlalu tinggi.

3. Nasi Padang di Bandara
Harga nasi Padang yang dianggap mahal juga ditemukan di Singapura. Salah satu netizen bernama Udaya kecewa, membagikan pengalamannya memakan nasi Padang di Jewel Changi Airport, Singapura.

Dari struk yang dibagikan, diketahui dirinya mengunjungi ke gerai Padang Lezat di food court di Bandara Jewel Changi pada 28/04/2023 lalu.
Ia memilih nasi putih dengan ayam goreng, ikan bilis, sayur tumis pare dan kacang panjang. Ketika ia melihat struk dia pun kaget, karena untuk seporsi nasi Padang itu ia harus membayar SGD 13 atau sekitar Rp 156 ribu (kurs 12.000 per 11/07/2024).

Dari ceritanya, dirinya hanya diarahkan untuk memesan dan memilih lauknya. Ia mengaku kalau pegawai di gerai di sana tidak memberikan informasi harga sama sekali.

4. Nasi Padang di Taman Safari
Taman Safari Indonesia yang berlokasi Cisarua, Bogor, memang dikenal jadi destinasi wisata keluarga saat liburan. Tak hanya untuk melihat dan berinteraksi dengan para satwa, di sana juga banyak penjual makanan.

Namun, salah satu pengunjung terkejut karena ada nasi Padang di sana yang harganya mencapai Rp 120.000. Alasan seporsi nasi Padang tersebut punya harga selangit, adalah karena setiap lauk dan komponennya dihitung satuan.

Misal, tambahan sayur singkong dan sambal cabe ijo masing-masing dibanderol Rp 8.000. Ada juga sayur nangka yang dihargai Rp 15.000 per sendoknya. Kalau dilihat, porsi yang diberikan memang biasa saja.

Sayangnya, tidak diketahui dengan pasti siapa yang memposting dan kapan foto kejadian tersebut terjadi.

5. Makan Mie Instan di Kafe
Pengguna Facebook bernama Derrel Surbakti, juga sempat membagikan bon tagihan setelah ia makan di sebuah kafe. Kala itu, dirinya makan di kafe bernama Poesaka Boenda, Siosa, Sumatra Utara pada 06/07/2023.

Lewat akun Facebooknya, ia menyebut memesan 3 gelas kopi susus aren, 2 es jeruk, 4 nasi goreng dan 1 mie instan goreng telur dengan harga Rp 25.000.

Setelah ditotal dengan PPN dan service charge, dirinya mendapat tagihan Rp 419.210. Unggahan Derrel pun langsung viral dan ramai ditanggapi netizen.

Banyak netizen yang setuju, kalau untuk menu-menu sederhana seperti itu harga yang dipatok terlalu mahal.

“Service charge itu menambah beban banget menurut saya. Sudah bayar service charge belum tentu pelayanannya excellent, kadang malah dijutekin,” tulis salah satu netizen.

Sementara itu, ada juga yang menganggap bahwa harga tersebut standar yang ditawarkan kafe-kafe kekinian. Terlebih, kafe itu menawarkan pemandangan perbukitan yang indah.

“Wajah aja sih, kalau gue cek emang kafenya bagus kayak nawarin pemandangan bagus juga. Tapi emang rata-rata harga makanan kafe ya segitu,” ujar netizen lainnya di kolom komentar.

Ngomongin kuliner, harga makanan seringnya jadi pertimbangan utama. Jadi, sebaiknya sebelum memesan makanan kalian bisa lihat menu atau tanya dulu ke pelayan berapa harganya ya.

https://103.52.115.6/
https://210.79.191.41/
https://thai.bru.ac.th/new/wp-content/produk/keris4d/
https://thai.bru.ac.th/new/cgi/
https://vespaamorn.com/cgi/
https://www.theoldtownrestaurant.com/maxwin/
https://bakulrumah.com/maxwin/
https://vinosofos.com/
https://zachhellermarketing.com/
https://turciosbeautysalon.com/cgi/

Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan Polda Jabar, Lempar Senyum-Lambaikan Tangan

Pegi Setiawan resmi bebas usai praperadilan dikabulkan. (Rifat Alhamidi/detikcom)


Jakarta – Praperadilan Pegi Setiawan yang dikabulkan Pengadilan Negeri (PN) Bandung menggugurkan status tersangkanya dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon. Pegi Setiawan resmi bebas dari Mapolda Jabar.
Dilansir detikJabar, Pegi keluar dari ruang tahanan Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda Jabar, Senin (8/7/2024) sekitar pukul 21.39 WIB. Kebebasan Pegi sudah disambut keluarga hingga kuasa hukumnya yang datang ke Polda Jabar.

Setelah resmi bebas, Pegi yang mengenakan kaus kuning terlihat berulang kali melemparkan senyum. Pegi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya hingga bisa bebas dari kasus Vina Cirebon.


“Saya mengucapkan terima kasih banyak terhadap masyarakat Indonesia. Terima kasih banyak kepada Bapak Presiden Joko Widodo, kepada Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto dan tim lainnya,” kata Pegi di Mapolda Jabar.

“Dan saya mengucapkan terima kasih kepada netizen Indonesia yang telah mendukung saya dan mau mendoakan saya. Terima kasih juga kepada tim kuasa hukum yang selama ini sudah membela saya,” ucap Pegi menambahkan.


Setelah resmi bebas, Pegi mengaku dalam kondisi sehat. “Sehat, alhamdulillah. Di sini seperti biasa, sehari-hari paling tidur, makan, tidur, makan,” ungkapnya.

https://210.79.191.41/
https://theopporeport.com/cgi/
https://cms.goship.co.th/cgi/
https://bengaleyetv.com/cgi/
https://kiztechconsult.co.ke/wp-content/site/cgi/
https://epicdigitalvault.com/angker/?angker=DELIMAJITU
https://productosandes.com/angker/
https://reconquistadigital.ar/wp-content/site/angker/

Hasil Timnas U16 vs Vietnam Skor 5-0: Gholy 2 Gol, Juara 3 AFF!

Hasil Timnas U16 Indonesia vs Vietnam skor akhir 5-0, Gholy 2 gol, Mierza 2 asssit. Timnas U16 juara 3 AFF U16 2024.

Hasil Timnas U16 vs Vietnam Skor 5-0: Gholy 2 Gol, Juara 3 AFF!
Pesepak bola Timnas Indonesia Josh Holong Junior (kanan) berselebrasi bersama rekannya usai berhasil mencetak gol ke gawang Laos pada pertandingan penyisihan grup A Piala AFF U-16 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/6/2024). Timnas Indonesia menang atas Laos dengan skor 6-1. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

Hasil Timnas U16 Indonesia vs Vietnam dalam perebutan juara 3 Piala AFF U16 2024 ditutup dengan skor 5-0. Gol kemenangan Garuda Muda dalam laga Rabu (3/7/2024) di Stadion Manahan, Solo ini dibukukan oleh Zahaby Gholy (2 gol), Daniel Alfrido (2 gol), dan Dafa Zaidan.

Hasil Timnas U16 vs Vietnam ini memang tidak membuat Garuda berhak atas medali emas AFF U16 2024. Namun, setidaknya Garuda Muda dapat melanjutkan tradisi tidak pernah finis di bawah 3 besar dalam 4 edisi beruntun sejak 2018.

Sebaliknya, bagi Vietnam, lagi-lagi upaya mereka di Piala AFF U16 selalu dihentikan Indonesia dalam 3 edisi pemungkas. Pada 2019, The Golden Star Warriors kalah dari Garuda Muda di perebutan juara 3. Berselang 3 tahun, Vietnam lagi-lagi digagalkan Indonesia, kali ini dalam babak final. Kini, sekali lagi, The Golden Star Warriors roboh oleh Garuda.

Hasil Timnas U16 Indonesia vs Vietnam Juara 3 AFF Berapa Skor Akhir?

Awal babak pertama, Timnas U16 Indonesia berupaya untuk langsung mencecar Vietnam. Gebrakan Garuda Muda langsung terasa. Belum genap 2 menit, Andi Faith mengirim tembakan yang masih bisa diamankan oleh kiper Xoa Huan Tin.

Namun, Vietnam juga tidak mau menyerah. Tim yang kalah di semifinal lewat gol injury time Thailand tersebut mampu mengimbangi Garuda. The Golden Star Warriors bisa memaksakan 2 tendangan sudut beruntun.

Timnas U16 kembali mengancam ketika lemparan ke dalam Fabio Azkairawan disambut dengan tandukan Andi Faith (25′). Bola mengarah ke mulut gawang Vietnam. Hanya, sekali lagi Huan Tin cekatan menghalau.

Keasyikan menyerang, Garuda dibuat terkejut oleh gempuran mendadak Vietnam dari serangan balik. Bui Duy Dang (26′) membuka ruang di sisi kiri pertahanan Garuda sebelum menguji kiper Dafa Al Gasemi. Garuda harus menerima 3 tembakan bertubi, namun semuanya mentah.

Permainan Vietnam yang keras cenderung kasar berbuah beberapa kesempatan bola mati untuk Indonesia. Momentum datang lagi menit 37. Zahaby Gholy mengeksekusi tendangan bebas dari sudut sempit di sisi kiri pertahanan Vietnam. Tembakan lengkungnya dihalau Xuan Tin.

Tekanan Garuda yang tiada henti akhirnya berbuah juga. Umpan terobosan datar Fandi Ahmad membelah dua bek lawan. Zahaby Gholy menyambutnya, melewati Xuan Tin, dan mencetak gol pertama Indonesia di laga ini pada menit 45. Skor 1-0.

Pada injury time babak pertama, kerjasama apik Indonesia berbuah apik. Bermula dari keberhasilan Garuda merebut bola di wilayah tengah, Gholy membuka ruang. Para pemain Timnas U16 tidak egois dengan terus mengumpan ke sisi yang tidak ditutup Vietnam.

Dafa Zaidan yang jadi ujung serangan, mengirim tembakan datar yang menembus gawang Xuan Tin. 2-0 sebelum turun minum.

Tertinggal 2 gol, Vietnam lebih aktif di paruh kedua. Menit 56, The Golden Star Warriors mendapatkan hadiah tendangan bebas usai pelanggaran Tristan Raissa. Namun, tembakan Nguyen Thai Hoa terlalu mudah dibaca Dafa Al Gasemi.

Vietnam melanjutkan permainan kasar mereka. Indonesia kemudian melakukan pergantian dengan masuknya Mierza Firjatullah dan Matthew Baker. Garuda Muda tidak membiarkan Vietnam berkembang. Nyaris saja gol ketiga lahir ketika Evandra Florasta mendapatkan bola bagus. Namun, tekel pemain belakang Vietnam lebih cepat.

Momentum datang lagi pada menit 75. Lewat serangan kilat Garuda Muda nyaris mendapatkan gol via Evandra. Namun, bola disapu pemain Vietnam. Ketika The Golden Star Warriors mengira gawang mereka sudah aman, Garuda merebut bola lagi. Ketenangan Daniel Alfrido di kotak penalti menghasilkan gol ketiga Indonesia.

Garuda belum selesai. Menit 79, Mierza Firjatullah merangsek di sisi kiri pertahanan Vietnam. Ia membuat bek lawan kocar-kacir. Cut back Mierza dituntaskan Gholy untuk jadi gol keempat Indonesia.

Mierza benar-benar menjadi teror bagi Vietnam. Ketika Garuda menjebak lawan dalam serangan kilat, sang nomor 9 dapat melihat posisi Daniel Alfrido yang lowong. Daniel mencetak gol keduanya di laga ini, sekaligus semakin menghancurkan The Golden Star Warriors.

Skor akhir 5-0 untuk Timnas Indonesia. Garuda Muda menjadi juara 3 Piala AFF U16 2024 dengan akhir yang spektakuler. Laga berikutnya adalah Kualifikasi Piala Asia U17 2025.

Pencetak Gol: Zahaby Gholy 45′ dan 79′, Dafa Zaidan 45+3′, Daniel Alfrido 75′ dan 82′

Timnas U16 Indonesia (4-3-3): Dafa Al Gasemi; Dafa Zaidan, Ida Bagus Putu Cahya, Putu Panji, Andi Faith; Lucas Lee, Tristan Raissa, Fabio Azkairawan; M Zahaby Gholy, Fandi Ahmad, Josh Holong Jr.

Vietnam U16: Hoa Xuan Tin; Nguyen Hong Quang, Nguyen Manh Cuong, Le Tan Dung, Pham Duy Long, Tran Dong Thuc; Nguyen Luc Chu Ngoc, Nguyen Thai Hoa, Bui Duy Dang; Tran Thanh Bhinh, Nguyen Thai Hieu

https://epicbedding.com/wp-content/site/gacor/
https://epicdigitalvault.com/angker/
https://coprovasrl.com/gacor/
https://dasoclothing.com/angker/
https://duocphamhungloi.com.vn/wp-content/plugins/site/angker/
https://103.176.78.154/
https://103.176.79.210/
https://103.217.144.239/
https://103.76.120.192/
https://103.179.57.192/
https://188.116.22.62/
https://37.1.219.176/

Israeli tanks reach central Rafah as strikes continue

Rushdi Abu Alouf,David GrittenShare

Reuters A man and a young boy walk among ruins in Rafah

Israeli forces have reportedly reached the centre of the southern Gaza city of Rafah and seized a strategically important hill overlooking the nearby border with Egypt.

Witnesses and local journalists said tanks were stationed at al-Awda roundabout, which is considered a key landmark.

They also said tanks were on Zoroub Hill, effectively giving Israel control of the Philadelphi Corridor – a narrow strip of land running along the border to the sea.

The Israeli military said its troops were continuing activities against “terror targets” in Rafah, three weeks after it launched the ground operation there.

Western areas of the city also came under intense bombardment overnight, residents said, despite international condemnation of an Israeli air strike and a resulting fire on Sunday that killed dozens of Palestinians at a tented camp for displaced people.

The Israeli military said it was investigating the possibility that the fire was caused by the explosion of weapons stored by Hamas in the vicinity.

It also denied reports from local health and emergency services officials on Tuesday afternoon that tank shells had hit another camp in al-Mawasi, on the coast west of Rafah, killing at least 21 people.

Reuters news agency cited local health officials as saying the blast occurred after Israeli tank shells hit a cluster of tents in al-Mawasi on Tuesday. An official in the Hamas-run civil defence force also told AFP there had been a deadly Israeli strike on tents.

Videos posted to social media and analysed by BBC Verify showed multiple people with serious injuries, some lying motionless on the ground, near tents and other temporary structures.

There was no clear sign of a blast zone or crater, making it impossible to ascertain the cause of the incident. The location – verified through reference to surrounding buildings – is between Rafah and al-Mawasi, and lies south of the IDF’s designated humanitarian zone.

The IDF said in a statement: “Contrary to the reports from the last few hours, the IDF did not strike in the humanitarian area in al-Mawasi.”

Israel has insisted that victory in its seven-month war with Hamas in Gaza is impossible without taking Rafah and rejected warnings that it could have catastrophic humanitarian consequences.

The UN says around a million people have now fled the fighting in Rafah, but several hundred thousand more could still be sheltering there.

The Israel Defense Forces (IDF) began what they called “targeted” ground operations against Hamas fighters and infrastructure in the east of Rafah on 6 May.

Since then, tanks and troops have gradually pushed into built-up eastern and central areas while also moving northwards along the 13km (8-mile) border with Egypt.

On Tuesday, they reportedly reached the city centre for the first time.

The al-Awda roundabout, which is only 800m (2,600 ft) from the border, is the location of major banks, government institutions, businesses, and shops.

One witness said they saw soldiers position themselves at the top of a building overlooking the roundabout and then begin to shoot at anyone who was moving.

Video posted online meanwhile showed tank track marks on a road about 3km west of al-Awda roundabout and 300m from the Indonesian field hospital, which was damaged overnight.

Reuters A Palestinian girl sits on top of possessions being transported by a cart in Rafah, in the southern Gaza Strip (28 May 2024)
The UN says around a million people have fled Rafah since the start of the Israeli ground operation in the city

Earlier, residents told the BBC that tanks seized Zoroub Hill, about 2.5km north-west of al-Awda roundabout, after gun battles with Hamas-led fighters.

The hill is highest point along the Egyptian border and its seizure means the entire Gazan side of the border is now effectively under Israeli control.

Zoroub Hill also overlooks western Rafah, where residents said there had been the heaviest air and artillery strikes overnight since the start of the Israeli operation.

A local journalist said the bombardment forced hundreds of families to seek temporary shelter in the courtyard of a hospital, while ambulances struggled to reach casualties in the affected areas.

At dawn, thousands of people were seen heading north, crammed into cars and lorries and onto carts pulled by donkeys and horses.

“The explosions are rattling our tent, my children are frightened, and my sick father makes it impossible for us to escape the darkness,” resident Khaled Mahmoud told the BBC.

“We are supposed to be in a safe zone according to the Israeli army, yet we have not received evacuation orders like those in the eastern [Rafah] region,” he added. “We fear for our lives if no-one steps in to protect us.

The Israel Defense Forces (IDF) did not comment on the various reports but put out a statement saying that “overnight troops operated on the Philadelphi Corridor while conducting precise operational activity based on intelligence indicating the presence of terror targets in the area”.

“The activity is being conducted as efforts are continuing to be made in order to prevent harm to uninvolved civilians in the area,” it added.

“The troops are engaging with terrorists in close-quarters combat and locating terror tunnel shafts, weapons, and additional terrorist infrastructure in the area.”

The IDF has told civilians in eastern Rafah to evacuate for their own safety to an “expanded humanitarian area” stretching from al-Mawasi, a coastal area just north of Rafah, to the central town of Deir al-Balah.

EPA A Palestinian woman reacts next to tents destroyed by a fire triggered by an Israeli air strike in western Rafah on Sunday, in the southern Gaza Strip (28 May 2024)
Israel’s prime minister said the killing of civilians in an air strike and resulting fire in Rafah on Sunday was a “tragedy”

On Sunday night, at least 45 people – more than half of them children, women and the elderly – were killed when an Israeli air strike triggered a huge fire in a camp for displaced people near a UN logistics base in the Tal al-Sultan area, according to the Hamas-run health ministry.

Hundreds more were treated for severe burns, fractures and shrapnel wounds.

The IDF said it was targeting two senior Hamas officials in the attack, which happened hours after Hamas fighters in south-eastern Rafah launched rockets towards the Israeli city of Tel Aviv for the first time in months.

Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu said a “tragic incident” had occurred “despite our immense efforts to avoid harming non-combatants” and promised a thorough investigation.

IDF chief spokesman Rear Admiral Daniel Hagari said on Tuesday that the strike had targeted a structure used by the Hamas commanders which was away from any tents, using “two munitions with small warheads”.

“Following this strike, a large fire ignited for reasons that are still being investigated. Our munitions alone could not have ignited a fire of this size,” he said.

Rear Adm Hagari added that investigators were looking into the possibility that the fire was caused by the explosion of weapons or ammunition stored in a nearby structure, and played what he said was an intercepted telephone conversation between two Gazans suggesting that. The audio recording could not immediately be verified.

Sam Rose of the UN agency for Palestinian refugees, Unrwa, told the BBC from western Rafah that the killing of so many civilians could not be dismissed as an accident.

“Gaza was already one of the most overcrowded places on the planet. It is absolutely impossible to prosecute a military campaign involving large-scale munitions, strikes from the sky, the sea, the tanks, without exacting large-scale civilian casualties,” he said.

“It seems like we are plumbing new depths of horror, bloodshed and brutality with every single day. And if this isn’t a wake-up call, then it’s hard to see what will be.”

Last week, the International Court of Justice (ICJ) ordered Israel to “immediately halt its military offensive, and any other action in the Rafah Governorate, which may inflict on the Palestinian group in Gaza conditions of life that could bring about its physical destruction in whole or in part”.

Israel launched a military campaign in Gaza to destroy Hamas in response to the group’s cross-border attack on southern Israel on 7 October, during which about 1,200 people were killed and 252 others were taken hostage.

At least 36,090 people have been killed in Gaza since then, according to the Hamas-run health ministry.

https://103.176.79.210/
https://103.217.144.239/
https://103.76.120.192/
https://103.179.57.192/
https://188.116.22.62/
https://37.1.219.176/
https://terushuat.site/
https://shippingstore.site/
https://www.bajubagushuat.shop/
https://lasthuat.site/
https://megalux138pasti.art/
https://kadal.fun/
https://kadal.space/
https://huat-138.xyz/
https://heylink.me/huat138/
https://amphuat.site/
https://huat138bisa.store/
https://kakekdisko.boats/
https://nagamerah.sbs/
https://nagaemas.skin/
https://lebarkan.cyou/
https://huatkoi.shop/
https://epal-shop.com/
https://boglechandler.com/
https://103.54.170.14/
https://qilindo.com/
https://seowords.org/
https://ligueprofoot.com/
https://journalhcnouest.com/
https://gibson-girls.com/
https://103.117.56.197/

China bubble tea chain plunges in Hong Kong debut

Getty Images Woman drinking bubble tea.Getty ImagesChabaidao means 100 varieties of tea

Shares in Chinese bubble tea chain Sichuan Baicha Baidao, which is also known as Chabaidao, have fallen by more than 26% in their first day of trading on the Hong Kong Stock Exchange.

Chabaidao’s market debut was the Asian financial hub’s largest initial public offering (IPO) so far this year.

The poor performance underscores the difficulties the city is facing in attracting investment.

Chabaidao, which means 100 varieties of tea, is China’s third-biggest fresh tea drinks chain by retail sales.

The Chengdu-based company raised about $330m (£267m) in the IPO even as the offering was met with tepid interest from investors.

The firm said it plans to use about half the money to upgrade its operations and strengthen its supply chain.

Rival bubble tea firms Mixue, Guming and Auntea Jenny have also said they are planning to sell shares in Hong Kong.

However, Chabaidao’s weak debut highlights the challenges faced by authorities as they attempt to revive confidence in the city’s stock market.

Investors are concerned about Hong Kong’s recovery from the pandemic and its national security legislation as well as slowing economic growth in China.

Last year, the amount of money raised by IPOs in Hong Kong slumped to the lowest level in two decades.

The city’s benchmark Hang Seng share index has lost over 16% of its value in the last year.

Last week, China’s securities regulator said it will support share offerings in Hong Kong.

The watchdog also plans to relax regulations rules on stock trading links between the city and the mainland as it tries to boost Hong Kong’s position as an international financial hub.

https://shippingstore.site/
https://epal-shop.com/
https://totallycebu.com/
https://103.76.120.192/
https://www.thailandpostmart.com/

Di balik aksi demo di depan kantor ICW, Kontras, dan LBH – Rasisme atau intimidasi terkait tuduhan kecurangan pemilu?

Massa Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI membakar ban dan membawa poster saat aksi unjuk rasa di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Senin (26/2).
Keterangan gambar,Massa Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI membakar ban dan membawa poster saat aksi unjuk rasa di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Senin (26/2).

Beberapa unjuk rasa yang digelar sejumlah orang yang menyebut diri mereka ‘Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI’ di depan kantor lembaga swadaya masyarakat Indonesia Corruption Watch (ICW), Kontras, dan LBH Jakarta, diduga terkait dugaan kecurangan Pemilu 2024. Kubu Prabowo Subianto membantah pihaknya berada di balik unjuk rasa tersebut.

Mereka juga sempat berencana melakukan demo di depan kantor Lokataru, namun batal setelah dibubarkan aparat kepolisian.

Dalam aksi-aksinya, massa yang menyebut diri mereka sebagai ‘Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI’ itu menuduh LSM-LSM itu melakukan apa yang mereka sebut sebagai “rasisme”.

Dilaporkan pula bahwa mereka mengutuk apa yang mereka klaim sebagai “gerakan pemakzulan Jokowi” dan meminta warga Indonesia untuk menerima hasil Pemilu 14 Februari 2024.

Soal tuduhan adanya rasisme, aktivis ICW mengaku tidak pernah melakukannya. Mereka juga menganggap para pendemo tidak dapat membuktikan tudingan itu.

Adapun pimpinan Lokataru Foundation menduga aksi tersebut berhubungan dengan sikap Lokataru yang selama ini sering menyuarakan dugaan kecurangan pemilu.

Siapa di balik unjuk rasa di depan kantor LSM?

Delpedro Marhaen, Direktur Eksekutif dari Lokataru Foundation, mengatakan tujuan utama dari aksi tandingan berhubungan dengan apa yang telah dilakukan oleh LSM seperti Lokataru, ICW, dan Kontras.

Alasannya, mereka sering menyuarakan isu kecurangan pemilu dan mengkritik situasi politik saat ini.

Wana Alamsyah, Koordinator Divisi Pengelolaan ICW, mengatakan bahwa pihaknya menduga ada pihak yang dengan sengaja ‘mengorkestrasi’ gerakan mahasiswa tersebut dengan dalih rasisme.

“Kami menduga bahwa memang ada upaya untuk membenturkan antar-kelompok warga. Karena kalau sebelumnya intimidasi dan teror itu selalu dilakukan oleh aparat keamanan. Yang mana sangat mudah untuk dideteksi dan sangat mudah untuk dikritisi.

“Tapi ketika ada kelompok warga yang berseberangan, substansi yang disampaikan serta maksud dan tujuannya belum terlalu jelas,” ungkap Wana kepada BBC News Indonesia.

Hal ini ia katakan karena ketika forum mahasiswa mendatangi kantor ICW pada Senin (26/02) siang dengan membawa spanduk-spanduk, menyampaikan orasi dan membakar ban, mereka tidak mampu memberikan bukti pernyataan rasisme tersebut dan menutup diri dari ajakan berdialog.

“Karena menurut mereka ICW enggak perlu klarifikasi. Padahal, tuntutan utamanya mereka adalah ICW harus klarifikasi, jadi kami pun juga mempertanyakan maksud dan tujuan mereka kemari,” ungkapnya.

Apa reaksi kubu Prabowo Subianto?

Tak hanya ICW, kelompok mahasiswa tersebut juga sempat mendatangi sejumlah LSM, seperti LBH Jakarta dan Kontras. Bahkan mereka berencana melakukan demo di depan kantor Lokataru, namun batal setelah massa dibubarkan aparat.

Dalam salinan pernyataan sikap tertulis Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Indonesia Timur Cinta NKRI disebutkan salah satu tuntutan mereka adalah meminta pihak LBH, Kontras, dan Lokataru agar segera mengklarifikasi pernyataan rasisme.

Kelompok itu juga mengutuk gerakan pemakzulan dan meminta warga Indonesia untuk menerima hasil Pemilu 14 Februari 2024.

Sementara, TKN Prabowo-Gibran mengaku demo mahasiswa tersebut tidak ada hubungannya dengan mereka serta menyatakan bahwa perkara pemilu sebaiknya diserahkan pada lembaga-lembaga berwenang, seperti Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi.

“Jadi produk perundang-undangan itu sebagai sebuah lembaga negara ditaati saja. Dialihkan ke sana [lembaga berwenang]. Kalau kemudian beberapa mahasiswa melakukan demo, apa maksudnya karena saya juga tidak mengerti,” kata Direktur juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Viva Yoga Mauladi

Menurut catatan Amnesty International Indonesia, sejak masa kampanye hingga sehari sebelum pemilu pada 14 Februari, terdapat sekitar 16 kasus serangan yang menyasar setidaknya 34 pembela HAM yang kritis terhadap pemerintah, baik berupa laporan ke polisi, intimidasi maupun serangan fisik.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Rahmat Bagja, mengatakan bahwa segala tindakan yang “mengancam kebebasan berbicara, berekspresi dan menyatakan pendapat di Indonesia” merupakan tindakan pidana dan tidak boleh dibiarkan.

‘Pesannya sama, agar kami tidak kritis’

Delpedro Marhaen, Direktur Eksekutif dari Lokataru Foundation, salah satu LSM yang disebut oleh kelompok mahasiswa Timur, membantah tuduhan bahwa pihaknya mengeluarkan pernyataan rasisme.

“Tidak ada satupun aktivitas atau kegiatan baik pernyataan publikasi atau apapun yang disampaikan Lokataru yang mengarah pada kata-kata atau tindakan rasis kepada kelompok mereka ataupun kepada masyarakat Indonesia Timur secara luas,” katanya.

Ia mengatakan Lokataru menduga ada upaya pergeseran yang dilakukan kelompok yang mengaku Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI.

Sebab, mereka mengidentifikasi tiga anggota yang pernah melakukan pembubaran diskusi Tolak Pemilu Curang di Universitas Trilogi awal Februari lalu.

“Kemudian setelah peristiwa tersebut, kelompok ini juga yang melakukan unjuk rasa di LBH dua kali dan juga di Kontras dua kali. Jadi total kalau di Kontras tiga kali, di LBH sudah empat kali. Kemudian di ICW sekali,” ujar Delpedro.

Sejumlah orang yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI hadir di depan kantor ICW yang dijaga oleh polisi.
Keterangan gambar,Sejumlah orang yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI hadir di depan kantor ICW yang dijaga oleh polisi.

Menurut Delpedro, tujuan utama dari aksi tandingan berhubungan dengan apa yang telah dilakukan oleh LSM seperti Lokataru, ICW dan Kontras. Karena mereka sering menyuarakan isu kecurangan pemilu dan mengkritik situasi politik saat ini.

“Setelah kami identifikasi, ternyata ada tiga orang simpatisan atau pendukung dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Kami menemukan video dan juga dokumentasi-dokumentasi soal dukungan mereka,” jelas Delpedro.

Direktur juru bicara TKN Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi, menegaskan bahwa demo mahasiswa tidak ada hubungannya dengan TKN. Ia juga menyatakan LSM tidak boleh dibungkam karena mereka berperan dalam proses peningkatan kualitas demokrasi

“Makanya saya tidak mengerti juga demo-demo begitu. Biarlah nanti kalau itu memang menganggu ketertiban biar polisi. Tapi kemudian jangan membuat framing bahwa itu dikaitkan dengan TKN Prabowo-Gibran, tidak benar itu,” ujarnya kepada BBC News Indonesia.

Wakil Koordinator Kontras, Andi Rezaldy, mengatakan bahwa tekanan-tekanan yang mengarah pada pihak-pihak kritis dapat dimaknai sebagai upaya melemahkan LSM dengan cara membuat “narasi antagonistik” terhadap organisasi masyarakat sipil.

“Rentetan peristiwa dalam beberapa waktu belakangan, menunjukan sepertinya secara psikologis ada kekhawatiran dari penguasa sebab ditemukannya berbagai masalah dalam penyelenggaraan pemilu,“ kata Andi kepada BBC News Indonesia.

Ia mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya Kontras menghadapi perlawanan akibat upaya mereka dalam mengangkat isu. Pada 2013, Kontras pernah didemo terkait advokasi HAM di Papua.

Pada 2003, kantor Kontras pernah diserang oleh sejumlah massa terkait penolakan kebijakan pemerinah soal darurat militer di Aceh.

“Saya menduga pesannya sama, agar kami tidak kritis atas berbagai sejumlah persoalan, namun demikian hal tersebut tidak akan menghentikan kami untuk terus berusara kritis dan mengungkap berbagai ketidakadilan yang terjadi,“ tuturnya.

Saat unjuk rasa di depan kantor ICW, Koordinator Lapangan Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI, Abdul Aziz Fadirubun, menuding bahwa lembaga nirlaba seperti ICW, YLBHI, dan Lokataru melontarkan kata-kata bernada rasisme.

Hal tersebut, kata Aziz, berakar dari respons para aktivis LSM terhadap video dirinya yang viral karena tidak setuju dengan permakzulan.

“Kalau ditanya namanya siapa, saya enggak tahu namanya. Karena ICW masuk dalam hal pernyataan-pernyataan yang rasis dalam hal mendiskreditkan kami orang Timur, makanya harus minta maaf dalam 1×24 jam,” katanya, seperti dikutip oleh Tempo.

Intimidasi terhadap pihak kritis menimbulkan ‘kemunduran demokrasi’

Pengamat politik dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Devi Darmawan, mengatakan dalam sejarah pemilu diselenggarakan sejak 2014, belum pernah ada aliansi mahasiswa yang justru memprotes organisasi masyarakat sipil.

Sebab, menurut Devi tindakan seperti itu “salah sasaran”, karena LSM bertugas untuk menyuarakan aspirasi masyarakat.

“Jika memang tidak terbukti [rasisme], motivasinya memang hanya untuk melemahkan ICW sebagai bagian dari masyarakat sipil yang kritis terhadap dugaan-dugaan pelanggaran. Ini sudah jadi alarm bahaya bagi demokrasi kita,” ujar Devi.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa serangan itu membuat gerakan organisasi masyarakat sipil dipersempit dan kebebasan berekspresi terancam.

“Organisasi masyarakat sipil ini menjadi terancam, semakin tereduksi hari demi hari. Padahal sebenarnya, organisasi masyarakat sipil itu membuat akuntabilitas bekerja, membuat demokrasi semakin bekerja,” kata Devi.

Dandhy Dwi Laksono, jurnalis pendiri rumah produksi Watchdoc Documentary, 19 September 2017.
Keterangan gambar,Dandhy Dwi Laksono, jurnalis pendiri rumah produksi Watchdoc Documentary, 19 September 2017.

Oleh karena itu, ia memperkirakan jika insiden serupa terulang lagi, maka masyarakat akan semakin takut untuk menyuarakan aspirasi dan mengkritisi berjalannya proses demokrasi di Indonesia.

Ia mengambil contoh ketika film Dirty Vote dilaporkan ke polisi menjelang Pemilu 2024.

“Ketika ada intimidasi atau bentuk mematahkan upaya -upaya yang dilakukan oleh organisasi masyarakat sipil ini, di situ sudah terjadi kemunduran demokrasi yang sangat besar,” jelasnya.

Sutradara Dirty Vote, Dandhy Laksono, mengatakan bahwa kru dalam film tersebut sempat mengalami beberapa tindakan intimidasi, salah satunya upaya untuk meretas akun media sosial.

Bahkan, ia sebut ada yang menerima pesan-pesan yang mengancam dan merujuk ke ranah personal.

“Beberapa bintang film kami itu di-hack telegramnya dan macam-macam itu,” kata Dandhy.

Selain dilaporkan ke pihak kepolisian dan Bawaslu, Dandhy mengatakan bahwa acara penayangan film Dirty Vote di UIN Sunan Gunung Djati Bandung sempat terkendala karena lampu dipadamkan saat diskusi.

Pihak Dewan Eksekutif kampus itu juga mengatakan bahwa menjelang acara diskusi mereka telah menerima “pesan mencurigakan dari oknum-oknum” serta kehadiran orang-orang yang mereka duga ingin mengintervensi dan mengintimidasi mereka.

“Kualitas demokrasi dan kebebasan berpendapat kita semakin terancam. Jadi alat legitimasi baru untuk lebih represif dan semakin jauh dari demokrasi,” kata Dandhy.

Feri Amsari, salah satu ahli hukum dan tata negara yang hadir dalam film Dirty Vote mengatakan bahwa apa yang dialami mereka ‘tidak ada apa-apanya’ dibandingkan apa yang dirasakan para aktivis LSM.

“Jadi ini hanya upaya untuk menyebarkan rasa takut. Mudah-mudahan sebagaimana kita ketahui, ICW dan Lokataru sudah teruji dalam upaya mereka melindungi kepentingan publik,” ujar Feri.

Apa kata Bawaslu soal demo mahasiswa di kantor LSM?

Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, menyampaikan temuan Bawaslu terkait pelanggaran pemilu pada Selasa (27/02).
Keterangan gambar,Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, menyampaikan temuan Bawaslu terkait pelanggaran pemilu pada Selasa (27/02).

Pada konferensi pers terkait temuan pelanggaran pemilu, Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, mengatakan bahwa ia baru mengetahui tentang aksi yang dilakukan Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI.

Namun, ia mengatakan tindakan seperti itu melanggar hukum pidana dan tidak diperbolehkan.

“Tidak boleh orang mengancam kebebasan berbicara, berekspresi dan menyatakan pendapat di Indonesia ini. Bisa dilaporkan ke Pak Bareskrim di samping saya. Karena termasuk tindak pidana umum itu,” kata Bagja pada Selasa (27/02).

Lebih lanjut, ia mengungkatpkan bahwa sampai dengan 26 Februari 2024, Bawaslu telah menerima 1.271 laporan pelanggaran pemilu, baik yang bersifat administratif, pidana maupun pelanggaran hukum lainnya.

Meski begitu, Bagja menyatakan Bawaslu belum menemukan dugaan pelanggaran pemilu yang bersifat Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM).

Ia juga menyebut ada hal-hal yang harus dibuktikan mengenai dugaan pelanggaran yang bersifat TSM.

“Kita akan lihat misalnya apa yang dilakukan, ada command responsibility, ada perintah tertulis, ada kemudian terbukti pidananya, itu yang harus dibuktikan dalam pelanggaran terstruktur, sistematis, dan masif,” sebut Bagja. https://kebayangkali.com/

Alia Bhatt: The young Bollywood star taking on Hollywood

Alia Bhatt

By Noor Nanji

Culture reporter

Alia Bhatt’s superstar appeal cannot be overstated.

At the age of 30, she has become a megastar in Bollywood. For certain people (your writer includes herself among them), she’s one of the hottest names out there.

If you’re not into Indian films, you might not have come across her – until recently, that is.

Last year, Bhatt made her Hollywood debut. All of a sudden, she was introduced to a global audience.

Now, she’s backing a new drama series about wildlife crime.

ADVERTISEMENT

“People have the power to make a difference, whether it’s in this industry or any other,” she tells BBC News.

Alia Bhatt With Her Mother Soni Razdan
Image caption,Bhatt’s mother is also an actress

Bhatt was born into a Bollywood family, to a film-maker father, Mahesh Bhatt, and an actress mother, Soni Razdan.

Razdan was born in Birmingham, England, and Bhatt, though born in India, describes herself as British.

In an interview with Wired last year, she answered the most googled questions about her, one of which was: “Is she British?” Bhatt responded with a resounding yes.

Bhatt had her first leading role at the age of 18, and has starred in dozens of Hindi films since then.

She lives in Mumbai with her actor husband, Ranbir Kapoor, and their one-year-old daughter.

The pair are one of Bollywood’s power couples. It’s an industry that has always been ruled by family dynasties.

Alia Bhatt, Gal Gadot and Jamie Dornan
Image caption,Bhatt starred alongside Gal Gadot and Jamie Dornan last year

Bhatt starred in 2023 romantic comedy Rocky Aur Rani Kii Prem Kahaani, which was a smash hit at the box office.

Weeks later, she appeared alongside Wonder Woman actress Gal Gadot and 50 Shades actor Jamie Dornan in Netflix’s Heart of Stone, which got mixed reviews.

She’s not the first Bollywood star to break through to Hollywood – others such as Priyanka Chopra have as well.

But not all of them have. Shah Rukh Khan, also known as the “King of Bollywood”, has never ventured into Hollywood despite having fans around the world. At an event in Dubai last week, he said he had to “learn to deliver to the audience that likes me, instead of spreading myself too thin”.

Alia Bhatt
Image caption,Bhatt turned heads at a London screening last week

When we meet, in central London, Bhatt is wearing a black velvet Sabyasachi saree. (Again, if you know, you know. Sabyasachi is one of the most sought-after fashion designers in India.)

Bhatt is in London to attend a preview of Poacher, the new crime drama series she is executive producing. Based on true events, the series tells the story of the largest ivory poaching ring in India.

A worldwide ban on ivory sales came into effect in 1989. But elephant poaching is still a major problem globally, fuelled by demand for ivory in parts of the world where it is seen as a luxury status symbol.

More than 40 elephants a day are killed for their tusks, according to a 2020 report by the United Nations Office on Drugs and Crime.

Bhatt, who is an animal lover, was asked to get involved in the series by its director Richie Mehta.

“He showed me a couple of episodes, and I wanted more,” she says. “I’m just a lover of cinema or content in general that has the power to influence and really move you emotionally and physically.”

Bollywood actors Ranbir Kapoor (R) and Alia Bhatt pose for pictures during their wedding ceremony in Mumbai on April 14, 2022.
Image caption,Bhatt famously reused her wedding saree

This is not the first time Bhatt has lent her voice to the cause of sustainability and conservation.

She has launched her own sustainable clothing brand, and last year she earned praise for re-wearing her wedding saree. She has also championed animal welfare before.

“We have to somehow as a society create our own conscience, things we want to passionately speak about, passionately support,” she says.

“I’ve always said I don’t have the answers but I have the questions,” she adds. “I’m not saying I do everything right, but there’s something within me that wants to know more.”

Alia Bhatt at the Met Gala
Image caption,Bhatt was among the stars at the 2023 Met Gala in New York

In Poacher’s opening scene, an elephant is shot dead, killed for its tusks.

It’s “upsetting” to watch, admits Bhatt. “But it should be upsetting, that’s when the stakes become really high.”

Mehta, an Emmy Award-winning director, adds that this is very much an international problem, affecting the UK too.

“If you pass through Heathrow Airport, when you’re waiting at customs, you see signs of what they’ve seized, the contraband they’ve seized. And it’s immense. It’s happening all the time,” he says.

Bollywood, India’s hugely popular Hindi film industry, produces hundreds of movies every year and has a massive following among Indians globally. The sway the films and the stars have on their fans’ imaginations cannot be overstated.

But it is often described as a man’s world.

It’s something that’s been talked about for a long time, with a study last year showing just how little gender equality there is – both on and off screen.

Over the years, many Bollywood films have been criticised for being regressive, promoting misogyny and gender biases.

Bhatt, who has made a career out of playing various troubled women – from a sex worker to a kidnapping victim – is keen to stress things are changing when it comes to representation in Bollywood.

She points to Poacher, which has a female protagonist, a forest officer called Mala Jogi, at the heart of its story.

Mala – played by Nimisha Sajayan – didn’t actually exist in real life, but Mehta added her in when writing the series.

“So here we have Nimisha at the heart of the show playing Mala Jogi, being absolutely outstanding, heroic, and doing all those things you’d see a man do, which you’re seeing a woman doing the same thing,” says Bhatt.

As for Bhatt herself, she has often been described as a trailblazer for up-and-coming young women in Bollywood and beyond.https://selesaisudah.com/

“I would like to lead by example,” she says, “and be led by example, like we have been in this case.”

Pentingnya Penguatan Semangat Kebangsaan & Persaudaraan Pasca Pemilu 2024

Guru Besar Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangkaraya, Prof Khairil Anwar (Foto: Istimewa)

SELESAISUDAH.com  Rakyat Merdeka – Pemilu 2024 telah usai, dan masyarakat Indonesia kini memasuki fase menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU. Terlepas siapa pun dan partai apa pun yang memenangkan kontestasi Pemilu 2024, eksekutif dan legislatif yang dilantik adalah mereka yang telah mendapatkan mandat dari rakyat Indonesia secara konstitusional. Maka dari itu, menjadi tidak relevan jika saat ini masih ada yang membahas perbedaan kubu saat kampanye sebelum Pemilu.

Menyikapi perbedaan pandangan yang muncul selama kampanye, Guru Besar Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangkaraya, Prof Khairil Anwar, berbicara tentang pentingnya rekonsiliasi dan membangun kebangsaan pasca-Pemilu. Ia mengungkapkan gagasannya tentang langkah-langkah rekonsiliasi dan upaya menjaga harmoni di tengah perbedaan.

“Seluruh pihak yang telah selesai berkompetisi perlu melakukan rekonsiliasi secara arif dan bijaksana, terutama di tengah dinamika politik pasca-Pemilu 2024. Menurut saya, langkah pertama rekonsiliasi dapat dimulai dari simpul-simpul antar partai politik yang sempat berbeda dalam menentukan dukungan dan pandangannya,” terang Prof Khairil.

Seringkali perbedaan sikap dalam Pemilu yang mulanya terjadi di tingkatan pejabat dan partai politik, ikut turun dan meresap di tingkatan akar rumput. Bahkan, ketika Pemilu telah benar-benar usai, segregasi dan konflik horizontal menjadi residu yang tidak langsung dapat dihilangkan.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Tengah ini juga mengusulkan adanya pertemuan antara perwakilan partai politik, termasuk tokoh-tokoh nasionalis dan agamis yang dianggap dapat mendekati berbagai pihak. Dia lalu menyebut Sri Sultan Hamengku Buwono X, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dari Nahdlatul Ulama, dan Prof Haedar Nashir dari Muhammadiyah, yang dapat berperan sebagai jembatan rekonsiliasi.

Prof Khairil menegaskan, pemilihan tokoh-tokoh ini tidak semata-mata berdasarkan afiliasi politik, melainkan berfokus pada karakter inklusif dan wawasan kebangsaan yang dimiliki oleh mereka. Dirinya menyatakan, langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan mempersatukan Indonesia pasca-Pemilu.

Selain menyoroti pentingnya rekonsiliasi, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalteng ini juga menjelaskan konteks politik identitas, termasuk yang memiliki label agama. Ia menyatakan, politik identitas sebenarnya dapat menjadi instrumen positif, tergantung pada cara penggunaannya.

“Sebagai contoh, kita bisa melihat pada Nabi Muhammad SAW. Rasulullah pernah juga melakukan politik identitas yang inklusif dan dapat menyatukan umat, serta mempersatukan nilai-nilai kebangsaan. Namun, terhadap politik identitas yang eksklusif, yang mendorong ujaran kebencian dan ketidakadilan, harus kita tinggalkan,” ungkapnya.

Prof Khairil juga membahas dampak politik identitas, terutama dalam konteks Pemilu. Ia mencermati bahwa politik identitas yang bersifat eksklusif masih ada di Pemilu kali ini, namun tidak separah Pemilu di tahun sebelumnya. Meskipun demikian, ia menekankan peningkatan ujaran kebencian sebagai isu yang patut diwaspadai.

Terkait seberapa bijaksananya masyarakat Indonesia dalam menyikapi proses yang terjadi pada Pemilu 2024, Rektor IAIN Palangkaraya periode 2019-2023 ini menyayangkan kurangnya kepedulian sebagian orang. Padahal, segala keputusan yang dihasilkan melalui Pemilu menjadi krusial bagi hajat hidup rakyat Indonesia.

“Saya kira pendewasaan masyarakat bangsa ini dalam berpolitik masih belum matang. Kesadaran akan pentingnya peran aktif sebagai warga negara, khususnya melalui hak pilih, perlu ditingkatkan. Saya berharap masyarakat dapat memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap arti kebangsaan dan tanggung jawabnya dalam memilih pemimpin,” jelas Imam Besar Masjid Darussalam (Islamic Center) Palangkaraya ini.https://kebayangkali.com/

Bengal famine: Tracking down the last survivors of WW2’s forgotten tragedy

Niratan Bedwa

By Kavita Puri

BBC News

The Bengal famine of 1943 killed more than three million people in eastern India. It was one of the worst losses of civilian life on the Allied side in World War Two.

There is no memorial, museum, or even a plaque, anywhere in the world to the people who died. However, a few survivors remain, and one man is determined to gather their stories before it is too late.

‘Hunger stalked us’

“Many people sold their boys and girls for a little rice. Many wives and young women ran off, hand-in-hand with men they knew or didn’t know.”

Bijoykrishna Tripathi is describing the desperate measures people took to find food during the Bengal famine.

He is not sure of his exact age, but his voter card says he is 112. Bijoykrishna is one of the last people to remember the disaster.

ADVERTISEMENT

He talks faintly and slowly about growing up in Midnapore, a district in Bengal. Rice was the staple food, and he remembers its price rising “by leaps and bounds” in the summer of 1942.

Child begging during Bengal famine
Image caption,Millions died during the Bengal famine of 1943

Then came the cyclone of October that year, which blew the roof of his house off and destroyed that year’s rice crop. Rice soon became unaffordable for his family.

“Hunger stalked us. Hunger and epidemics. People of all ages began to die.”

Bijoykrishna remembers some food relief, but says it was inadequate.

“Everyone had to live with half-empty stomachs,” he says. “Since there was nothing to eat, many people in the village died. People started looting, searching for food.”

Listening to him on his veranda are four generations of his family. Also with them is Sailen Sarkar who, for the past few years, has been travelling around the Bengali countryside, gathering first-hand accounts from survivors of the devastating famine.

Bijoykrishna Tripathi and Sailen Sarkar
Image caption,Bijoykrishna Tripathi and Sailen Sarkar

The 72-year-old is warm, has a youthful air, and smiles easily. You can see why people like Bijoykrishna open up to him. He travels around the countryside in his open-toed sandals, whatever the weather, with his backpack and a supply of roll-up cigarettes. He is old-school, taking down the testimonies with pen and paper.

Sailen says he first became “obsessed” by the Bengal famine because of a family photograph album. He would flick through it as a little boy in Calcutta (now Kolkata), staring at the photographs of emaciated people.

The pictures had been taken by his father, who had been involved with a local Indian charity, giving out relief during the famine. Sailen says his father was a poor man. “In my childhood I saw the terror of starvation in his eyes,” he says.

However, it was not until 2013 when Sailen – now a retired teacher – started his quest. While walking in Midnapore, he fell into conversation about the famine with an 86-year-old man.

Sripaticharan Samanta
Image caption,The famine forced Sripaticharan Samanta to leave his home village and take his chances in the city

Sripaticharan Samanta, like Bijoykrishna, also remembered the devastating cyclone. Life was already getting harder by that point, and the price of rice had been increasing steadily.

By October 1942 he was eating one small meal of rice a day. Then the storm hit.

Sripaticharan remembered how the price of rice skyrocketed after the cyclone, and how traders bought up whatever was left at any price.

“Soon there was no rice in our village,” he told Sailen. “People lived off saved stocks for a while but started to sell off their lands just to have rice to eat.”

After the storm, his family’s household rice reserves lasted for only a few days, then ran out.

Like tens of thousands of others, Sripaticharan left the countryside for the city – in his case, Calcutta – in the hope of relief. He was lucky – he had a family member to stay with – and he survived. But many were not so fortunate, collapsing on roadsides, around dustbins, and dying on the pavements – strangers in a city they thought would help them.

BBC Sounds

Three Million

The devastating story of the Bengal Famine of 1943 in British India, where at least three million people died, told for the first time by the eyewitnesses to it.

Listen now on BBC Sounds

BBC Sounds

A forgotten fate

The causes of the famine are many and complex, and continue to be widely debated.

In 1942, rice supplies in Bengal were under intense pressure.

Burma – which bordered Bengal – was invaded by Japan early in the year, and rice imports from that country stopped abruptly.

Bengal now found itself near the front line and Calcutta became host to hundreds of thousands of Allied soldiers and workers in wartime industries, increasing the demand for rice. Wartime inflation was rife, putting the price of rice out of reach for millions who were already struggling.

Meanwhile, British fears that the Japanese would attempt to invade east India prompted a “denial” policy – this involved confiscating surplus rice and boats from towns and villages in the Bengal Delta. The aim was to deny food supplies and transport to any advancing force, but it disrupted the already fragile local economy, and caused prices to rise further. Rice was hoarded for food security, but often for profit.

To cap it all, the devastating cyclone of October 1942 destroyed many rice crops, with crop disease ruining much of the rest.

There is a long-running and often heated debate over culpability for this humanitarian catastrophe and in particular whether British Prime Minister Winston Churchill did enough – in the middle of a war on many fronts – to alleviate the crisis and help Indians, once he knew about its severity.

Relief efforts started to be put into place by the end of 1943 with the arrival of a new viceroy, Field Marshall Lord Wavell. But many had already died by then.

Long queue for a soup kitchen winds round a street in Kolkata
Image caption,Queuing for soup in Calcutta (Kolkata) in late 1943

‘A living archive’

Discussions over the causes and who was to blame have often overshadowed the stories of the survivors.

Sailen has now gathered more than 60 eyewitness accounts. In most cases, the people he says he talked to were uneducated, and had rarely spoken about the famine or been asked, even by their own family.

There is no archive dedicated to collecting survivor testimonies. Sailen believes their stories were overlooked because they were the poorest and most vulnerable in society.

“It is as if they were all waiting. If only someone would listen to their words,” he says.

Map of Bengal as it was in 1943

Niratan Bedwa was 100 when Sailen met her. She described the agony of mothers trying to look after their children.

“Mothers didn’t have any breast milk. Their bodies had become all bones, no flesh,” she said. “Many children died at birth, their mothers too. Even those that were born healthy died young from hunger. Lots of women killed themselves at that time.”

She also told Sailen that some wives ran off with other men if their husbands could not feed them. “At that time people weren’t so scandalised by these things,” she said. “When you have no rice in your belly, and no-one who can feed you, who is going to judge you anyway?” 

Sailen also talked to people who had profited from the famine. One man admitted that he bought up a lot of land “in exchange for rice and dal or a little money”. He also told Sailen that another household died without an heir, so he took the land as his own.

Kushanava Choudhury, a Bengali-American writer, accompanied Sailen on one of his visits to meet some of the survivors.

Sailen Sarkar with Kushanava Choudhury
Image caption,Sailen Sarkar with Kushanava Choudhury

“We didn’t have to search for them – they weren’t hiding, they were all in plain sight, in villages all across West Bengal and Bangladesh, who were just sitting there as the largest archive in the world,” he says.

“Nobody had bothered to talk to them. I felt tremendous shame about that.”

The famine is remembered in iconic Indian films, and photographs and sketches from the time, but Kushanava says it has rarely been recalled in the voice of the victims or survivors: “The story is written by the people who it didn’t affect. It’s a curious phenomena via who tells stories and who constructs reality.”

Prof Shruti Kapila of Cambridge University says the fate of the famine victims has perhaps been overshadowed because the 1940s were, for India, a “decade of death”.

In 1946, Calcutta was the scene of massive communal riots in which thousands died.

A year later, the British left, dividing the country into Hindu-majority India and Muslim-majority Pakistan. There was joy at independence, but the partition was bloody and traumatic – more than a million people died as people turned on those of the other religion. Up to 12 million people crossed the new border.

Bengal itself was divided between India and East Pakistan, which would later become Bangladesh.

Prof Kapila says of this period, “There’s very little punctuation to a series of mass death events that take place. And that’s why I would think that the Bengal famine in a way struggles to find its own place in that narrative.”

But while the victims – in their own words – have not been widely heard, she says famine and hunger is seen by many Indians as one of the enduring legacies of Empire.

Anangamohan Das
Image caption,Anangamohan Das

Eighty years on, there are only a handful of survivors. Sailen remembers going to talk to one man, Anangamohan Das, who was then 91. On hearing why he was there, the man was quiet for some time. Tears then streamed down his sunken cheeks as he said, “Why did you come so late?” 

But the dozens of accounts Sailen has collected are a small testament to an event that left millions dead, and millions more lives changed.

“When you want to forget your history,” he says, “you want to forget everything.” Sailen is determined this should not happen.https://sukaati.com/